Blogger Widgets

BUKU "MENJADI SUFI YANG KAYA"


Tasawuf sangat berkesan dalam mendidik jiwa manusia, memberikan ketenangan hati dan mengisi kekosongan jiwa. Secara prinsip tiada seorang pun yang dapat menafikan adanya konsep tasawuf dalam tradisi Islam. Sehingga setelah memahami kepentingan tasawuf, banyak sarjana Muslim  mengatakan bahawa ia adalah salah satu aspek penting ajaran Islam.

Namun pada kenyataannya tasawwuf merupakan salah satu subjek yang sering disalahfahami oleh banyak orang, baik di kalangan Muslim sendiri maupun orang bukan Islam.

Hal ini berlaku di antaranya adalah karena tasawuf telah melalui evolusi dan perkembangan yang jauh. Di Abad modern ini, di mana kehidupan masyarakat didominasi oleh worldview  sekuler, tasawuf menjadi sesuatu yang asing dan terpinggir. Malahan, ada  kalangan yang beranggapan bahwa orang-orang yang mengamalkan tasawuf adalah orang-orang yang kolot dan berfikir ke belakang.
Ketika dunia modern semakin hanyut dengan materialisme dan hedonisme, peranan tasawuf dirasakan amat signifikan dalam usaha mengatasi permasalahan dan dilema  yang dihadapi oleh masyarakat hari ini. Sikap manusia terhadap dunia sebagaimana yang telah diharapkan oleh Al Qur’an dan Al Hadist mempunyai nilai sangat positif  dan merupakan senjata yang ampuh bagi manusia dalam menghadapi kehidupan yang berubah-ubah, khususnya di abad modern ini yang sarat dengan problema, baik psikis, ekonomis, dan etis. Tasawuf sebagai salah satu disiplin ilmu keislaman tidak bisa keluar dari kerangka itu. Ajaran tasawuf klasik, khususnya yang menyangkut konsep zuhud sebagai maqam, diartikan sebagai sikap menjauhi dunia dan isolasi terhadap duniawi semata-mata ingin bertemu dan ma’rifat kepada Allah SWT. Sehingga, zuhud dapat dijadikan sebagai benteng membangun diri dalam menghadapi gemerlapnya materi.

Buku “MENJADI SUFI YANG KAYA” ini merupakan suatu buku bacaan yang sangat penting untuk dapat lebih mengenal makna zuhud yang dilakukan Sufi dengan sebenarnya. Kebanyakan masyarakat hari ini memahami zuhud sebagai cara hidup yang meninggalkan dunia, berpakaian lusuh, makan dan minum ala kadarnya tidak berkhasiat, tidak memiliki harta benda dan rumah yang kurang baik, menggunakan kendaraan yang buruk atau tidak berkendaraan langsung. Sebenarnya menjalani hidup sebagai seorang sufi bukan berarti harus hidup miskin. Yang penting hati kita tidak terikat oleh harta, dan tetap terpaut kepada Allah.



Buku ini juga sedikit menggambarkan beberapa kisah seorang sufi yang kaya raya dengan hartanya yang hidupnya tidak terikat oleh harta yang mereka miliki dan hati mereka tetap terpaut kepada Allah. 

[Ade Suherman]

Untuk membaca dan mendownload isi bukunya klik link di bawah ini.
Download

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Powered by Blogger.

Copyright © 2012 DETEKTIF HATITemplate by :Urangkurai.Powered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.