Analisis transaksional adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional. Analisis transaksional dapat dipergunakan untuk terapi individual, tetapi terutama untuk pendekatan kelompok. Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian ini tujuan dan arah proses terapi dikembangkan sendiri oleh klien, juga dalam proses terapi ini menekankan pentingnya keputusan-keputusan yang diambil oleh kien. Maka proses terapi mengutamakan kemampuan klien untuk membuat keputusan baru, guna kemajuan hidupnya sendiri.
MURSYID YANG TERTUKAR
Suatu saat, seorang guru merekomendasikan kepada muridnya untuk berguru
kepada seorang sufi ternama. Setelah melewati perjalanan yang amat panjang,
sang Murid akhirnya bisa berjumpa dengan guru yang dimaksud.
Betapa kagetnya setelah ia mengatahui rumahnya
yang mewah bak istana raja. Ia bertanya kepada para tetangganya, apakah betul
bahwa istana itu tempat tinggal sang Sufi sebagaimana yang direkomendasikan
oleh gurunya. Semuanya menjawab “Ya”.
Lebih kaget lagi setelah si
pemilik istana itu datang dengan pakaian yang mewah dan kendaraan yang luar
biasa bagusnya. Sang murid bertanya-tanya dalam hatinya, apakah benar yang
dimaksudkan oleh gurunya. Akan tetapi karena telanjur sudah menempuh perjalanan
jauh yang sangat melelahkan, iapun menjumpai Sufi yang kaya raya tersebut.
Setelah menyampaikan salam dari gurunya, ia pun menyampaikan maksud dan
tujuannya.
Betapa kagetnya sang murid setelah mendengar kata-kata yang keluar dari lisan Sufi yang kaya raya itu. Ia berkata, “Tolong sampaikan salam saya kembali kepada gurumu. Aku berpesan agar dia tidak selalu sibuk dengan urusan dunia.”
Bak disambar petir di siang
bolong. Bagaimana mungkin orang kaya raya itu memberi nasehat kepada gurunya
yang jauh dari kehidupan dunia agar tidak sibuk dengan urusan dunia. Bukankah
yang lebih sibuk mengurus dunia adalah orang kaya tersebut? Ia pamit pulang,
tidak jadi berguru kepada orang yang direkomendasikan oleh gurunya.
Sesampai di padepokan gurunya, ia melaporkan semua kejadian yang dialaminya, termasuk nasihat orang kaya itu kepada gurunya. Sang murid lebih tidak mengerti lagi setelah sang guru yang sangat dihormati itu ternyata menangis dan membenarkan nasihat orang kaya raya tersebut.
Sang guru akhirnya menjelaskan bahwa orang kaya raya yang dijumpai oleh muridnya itu memang memiliki istana yang mewah, kendaraan yang bagus, dan selalu berpakaian indah. Tanah perkebunannya luas serta memiliki pabrik yang mempekerjakan banyak karyawan. Namun demikian, harta yang melimpah itu tidak menyebabkannya lalai dan lupa kepada Allah Swt.
Sesampai di padepokan gurunya, ia melaporkan semua kejadian yang dialaminya, termasuk nasihat orang kaya itu kepada gurunya. Sang murid lebih tidak mengerti lagi setelah sang guru yang sangat dihormati itu ternyata menangis dan membenarkan nasihat orang kaya raya tersebut.
Sang guru akhirnya menjelaskan bahwa orang kaya raya yang dijumpai oleh muridnya itu memang memiliki istana yang mewah, kendaraan yang bagus, dan selalu berpakaian indah. Tanah perkebunannya luas serta memiliki pabrik yang mempekerjakan banyak karyawan. Namun demikian, harta yang melimpah itu tidak menyebabkannya lalai dan lupa kepada Allah Swt.
Hartanya tidak mengganggu
dzikirnya kepada Allah Swt. Ia tidak sombong karena hartanya dan jika
sewaktu-waktu hartanya diambil oleh pemiliknya, Allah Swt, ia pun tidak merasa
terhina karenanya. Ia memandang harta biasa-biasa saja.
Sementara saya, kata sang Guru, biar tidak punya
harta yang melimpah, tapi hari-hari masih disibukkan untuk memikirkan harta.
Bahkan bisa jadi saya, kata sang guru, lebih sibuk memikirkan urusan harta dari
pada si sufi yang kaya raya tersebut.
Kepada orang yang diberi karunia rizki yang
lebih oleh Allah swt, hendaknya mereka dapat mengelola hartanya sebagai sarana
untuk mendapatkan harta kekayaan yang lebih besar kelak di akhirat. Tak perlu
bersikap kontra produktif dengan meninggalkan kehidupan dunia. Janganlah
mengharamkan yang dihalalkan oleh Allah Swt.
Adapun terhadap orang-orang yang belum
mendapatkan rizki lebih dari Allah Swt, hendaklah tetap menjalankan ketaatan
kepada Allah Swt dengan tulus dan ikhlas. Nikmati kemiskinan dengan lebih
banyak mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Akhirnya, tidak ada halangan bagi orang kaya
untuk menjadi shalih dan dekat dengan Allah swt. Demikian juga tidak ada alasan
bagi orang miskin untuk tidak mendekat kepada Allah karena kemiskinannya. Orang
kaya dan orang miskin mempunyai kesempatan yang sama untuk mendekati Allah Swt
CONTOH HASIL LAPORAN WAWANCARA
Tema
Interviewer :
Ade Suherman
Interviewee :
S.S
Tanggal pelaksanaan : 4 April 2014
Tempat pelaksanaan : Rumah interviewee
Tujuan umum
: Untuk mengetahui jenis pola asuh orang tua
Tujuan khusus :
Untuk mengetahui jenis pola asuh orang tua terhadap anak remajanya
I. Hasil Wawancara
a. Identitas
Nama itee
: S.S
Usia
: 18 tahun
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: Jl. Tansar
Nama ayah :
A. R
Usia :
48 tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan :
Wiraswasta
Alamat :
Jl. Tansar
Nama ibu :
N.T
Usia :
43 tahun
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan :
Ibu rumah tangga
Alamat :
Jl. Tansar
b. Topik khusus
No.
|
Peran
|
Respon
|
Kategori respon itee
|
|
Iter
|
Apakah Ayah selalu mengizinkan anda untuk mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler?
|
|
|
Itee
|
Kalau Bapak
sih mengizinkan asal jangan sampai lupa waktu aja atau jangan sampai terlalu
sore.
|
(Pola asuh otoriter) membatasi
|
|
Iter
|
Apakah Ibu selalu mengizinkan anda untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler?
|
|
|
Itee
|
Mamah
juga sama seperti Bapak.
|
Membatasi
|
|
Iter
|
Apakah Ayah selalu membatasi pergaulan
dilingkungan rumah ?
|
|
|
Itee
|
Engga
juga asal bisa jaga diri aja.
|
Membatasi
|
|
Iter
|
Apakah Ibu selalu membatasai pergaulan
dilingkungan rumah ?
|
|
|
Itee
|
Mamah
juga sama seperti Bapak.
|
Membatasi
|
|
Iter
|
Apakah Ayah selalu memberikan hukuman ketika anda berbuat kesalahan?
|
|
|
Itee
|
Iya ketika
saya berbuat salah pasti Bapak menghukum saya.
|
Menghukum
|
|
Iter
|
Apakah ibu selalu memberikan
hukuman ketika anda berbuat kesalahan?
|
|
|
Itee
|
Kalau Mamah
mah paling nasehati aja agar jangan diulangi lagi
|
Menghukum
|
|
Iter
|
Sanksi apa yang diberikan Ayah apabila saudara tidak mematuhi aturan yang mereka buat?
|
|
|
Itee
|
Bapak
pernah menjabel laptop saya ketika Bapak tau kalau di laptop saya ada video
pornonya. Terus dinasehati.
|
Menghukum
|
|
Iter
|
Sanksi apa yang diberikan Ibu apabila saudara
tidak mematuhi aturan yang mereka buat?
|
|
|
Itee
|
Kalau Mamah
belum pernah memberi sanksi cuma memberi nasihat aja.
|
Menghukum
|
|
Iter
|
Apakah
Ayah menyuruh anda untuk mengikuti kegiatan keagamaan dilingkungan sekitar
anda?
|
|
|
Itee
|
Bapak suka menyuruh saya pergi mengaji dan solat
berjamaah di mesjid, menurut Bapak saya harus pinter dalam pelajaran agama.
|
Menuntut anak untuk mengikuti aturan atau perintah
|
|
Iter
|
Apakah
ibu menyuruh anda untuk mengikuti kegiatan keagamaan dilingkungan sekitar
anda?
|
|
|
Itee
|
Mamah juga sama.
|
Menuntut anak untuk mengikuti aturan atau
perintah
|
|
Iter
|
Apakah Ayah mengharuskan saudara untuk mewujudkan obsesinya dibidang pendidikan yang lebih tinggi?
|
|
|
Itee
|
Bapak
pengennya saya bisa melanjutkan sekolah setinggi-tingginya, tapi itu pun
katanya terserah keinginan saya.
|
Menuntut anak untuk mengikuti aturan atau
perintah
|
|
Iter
|
Apakah Ibu mengharuskan saudara untuk mewujudkan obsesinya
dibidang pendidikan yang lebih tinggi?
|
|
|
Itee
|
Kalau Mamah
pengennya saya harus sekolah setinggi-tingginya, menurut mamah itu untuk
kebaikan saya juga.
|
Menuntut anak untuk mengikuti aturan atau
perintah
|
|
Iter
|
Apakah
Ayah selalu menuntut anda untuk bergaul dengan teman yang sesuai dengan
kreterianya?
|
|
|
Itee
|
Bapak membebaskan saya untuk bergaul dengan siapa
saja asal bisa jaga diri aja.
|
Menetapkan batas-batas tegas
|
|
Iter
|
Apakah
Ibu selalu menuntut anda untuk bergaul dengan teman yang sesuai dengan
kreterianya?
|
|
|
Itee
|
Kalau Mamah
menyuruh saya berteman dengan orang-orang yang baik.
|
Menetapkan batas-batas tegas
|
|
Iter
|
Apakah Ayah selalu menuntut anda untuk mendapatkan nilai yang tinggi?
|
|
|
Itee
|
Iya, Bapak
pengennya nilai saya selalu tinggi, meskipun nilai tidak bisa dipaksakan
karena harus sesuai dengan kemampuan saya.
|
Menetapkan batas-batas tegas
|
|
Iter
|
Apakah Ibu selalu menuntut anda untuk mendapatkan nilai yang tinggi?
|
|
|
Itee
|
Iya Mamah
juga sama pengennya nilai saya selalu tinggi.
|
Menetapkan batas-batas tegas
|
|
Iter
|
Apakah Ayah
mendengar dan mempertimbangkan pendapat dan keinginan anda?
|
|
|
Itee
|
Kadang-kadang,,
kadang Bapak mendengar pendapat saya kadang juga engga.
|
Memberi peluang pada anak untuk bicara
|
|
Iter
|
Apakah Ibu mendengar dan mempertimbangkan pendapat dan keinginan anda?
|
|
|
Itee
|
Mamah
juga sama suka gitu
|
Memberi peluang pada anak untuk bicara
|
|
Iter
|
Apakah Ayah memperhatikan
penjelasan anda ketika melakukan kesalahan?
|
|
|
Itee
|
Iya,, Bapak
suka mendengarkan penjelasan saya ketika saya berbuat salah.
|
Memberi peluang pada anak untuk bicara
|
|
Iter
|
Apakah Ibu memperhatikan
penjelasan anda ketika melakukan kesalahan?
|
|
|
Itee
|
Mamah
juga sama.
|
Memberi peluang pada anak untuk bicara
|
|
Iter
|
Apakah Ayah selalu
mengantar anda untuk melakukan suatu kegiatan/perjalanan?
|
|
|
Itee
|
Kalau
perjalanannya jauh mah kadang suka diantar, tapi kalau dekat mah engga suka
diantar
|
(Pola
asuh otoritatif)
Mendorong
anak buat mandiri
|
|
Iter
|
Apakah Ibu selalu mengantar
anda untuk melakukan suatu kegiatan/perjalanan?
|
|
|
Itee
|
Kalau Mamah
mah engga
|
Mendorong
anak buat mandiri
|
|
Iter
|
Apakah Ayah mengizinkan
dan mengarahkan anda untuk mendapatkan penghasilan dari luar selain pemasukan
dari orang tua?
|
|
|
Itee
|
Selagi
itu halal Bapak mengizinkan saya untuk cari uang sendiri buat nambah
keperluan sehari-hari
|
Mendorong
anak buat mandiri
|
|
Iter
|
Apakah Ibu mengizinkan dan
mengarahkan anda untuk mendapatkan penghasilan dari luar selain pemasukan
dari orang tua?
|
|
|
Itee
|
Mamah
juga sama.
|
Mendorong
anak buat mandiri
|
|
Iter
|
Apakah Ayah anda mengajak anda
berunding dalam menetapkan kelanjutan sekolah ?
|
|
|
Itee
|
Iya, Bapak
selalu menanyakan kemana saya ingin lanjut sekolah dan Bapak juga selalu
mendukung kemana saya mau sekolah.
|
Musyawarah verbal
|
|
Iter
|
Apakah Ibu anda mengajak anda
berunding dalam menetapkan kelanjutan sekolah ?
|
|
|
Itee
|
Mamah
juga sama.
|
Musyawarah verbal
|
|
Iter
|
Apakah Ayah anda mengikutsertakan anda
dalam membuat peraturan keluarga ?
|
|
|
Itee
|
Iya Bapak
suka berunding terlebih dahulu sama anak-anaknya kalau mau bikin peraturan
keluarga.
|
Musyawarah verbal
|
|
Iter
|
Apakah Ibu anda mengikutsertakan anda
dalam membuat peraturan keluarga ?
|
|
|
Itee
|
Mamah
juga sama.
|
Musyawarah verbal
|
|
Iter
|
Bagaimana sikap Ayah anda ketika anda mematuhi aturan?
|
|
|
Itee
|
Biasa
aja sih Bapak mah.
|
Pengendalian atas tindakan
|
|
Iter
|
Bagaimana Ibu anda ketika anda mematuhi aturan?
|
|
|
Itee
|
Kalau Mamah
mah seneng kalau saya tidak melanggar aturan.
|
Pengendalian atas tindakan
|
|
Iter
|
Bagaimana sikap Ayah anda ketika anda melanggar aturan?
|
|
|
Itee
|
Kadang
Bapak suka marah-marah dulu terus nasehati.
|
Pengendalian atas tindakan
|
32.
|
Iter
|
Bagaimana sikap Ibu anda ketika anda melanggar aturan?
|
|
|
Itee
|
Mamah
mah paling nasehati aja, agar tidak mengulanginya lagi.
|
Pengendalian atas tindakan
|
|
Iter
|
Apakah
Ayah menyempatkan diri untuk berdiskusi dalam menyelesaikan masalah sosial(
temen, pacar dll) yang sedang anda hadapi?
|
|
|
Itee
|
Kadang-kadang
suka menyempatkan.
|
Kompetensi sosial anak
|
|
Iter
|
Apakah
Ibu menyempatkan diri untuk berdiskusi dalam menyelesaikan masalah sosial(
temen, pacar dll) yang sedang anda hadapi?
|
|
|
Itee
|
Kalau Mamah
suka menyempatkan, suka nanya kalau saya punya masalah teh
|
Kompetensi sosial anak
|
|
Iter
|
Apakah Ayah memberikan izin bersyarat
dalam hal bergaul dengan teman ?
|
|
|
Itee
|
Kalau Bapak
membebaskan bergaul sama siapa juga asal jangan terbawa ke hal-hal yang
negatif aja.
|
Kompetensi sosial anak
|
|
Iter
|
Apakah Ibu memberikan izin bersyarat
dalam hal bergaul dengan teman ?
|
|
|
Itee
|
Kalau Mamah
nyuruh saya bergaul dengan orang-orang yang baik, karena khawatir saya
terpengaruh oleh hal yang negatif.
|
Kompetensi sosial anak
|
|
Iter
|
Apakah anda suka meluangkan waktu untuk melakukan suatu kegiatan
bersama Ayah? Mengapa?
|
|
|
Itee
|
Kadang-kadang
sih, kalau Bapak tidak sibuk. Misalnya suka jalan-jalan bareng.
|
Memperlihatkan kehangatan dan kasih sayang
|
|
Iter
|
Apakah anda suka meluangkan waktu untuk melakukan suatu kegiatan
bersama Ibu? Mengapa?
|
|
|
Itee
|
Sama Mamah
juga kadang-kadang kalau mamah tidak sibuk.
|
Memperlihatkan kehangatan dan kasih sayang
|
|
Iter
|
Apakah kebutuhan sehari-hari anda diperhatikan/disediakan oleh Ayah?
|
|
|
Itee
|
Alhamdulillah
kebutuhan saya masih dapat dipenuhi oleh Bapak.
|
Memperlihatkan kehangatan dan kasih sayang
|
|
iter
|
Apakah kebutuhan sehari-hari anda diperhatikan/disediakan oleh Ibu?
|
|
|
Itee
|
Mamah
juga sama.
|
Memperlihatkan kehangatan dan kasih sayang
|
|
Iter
|
Apakah Ayah membebaskan anda melakukan kegiatan apa saja?
|
|
|
Itee
|
Selagi
kegiatan itu fositif Bapak tidak melarang, asal jujur aja.
|
(Pola
asuh permisif)
Orangtua sangat tidak
terlibat dalam kehidupan anak
|
|
Iter
|
Apakah Ibu membebaskan anda melakukan kegiatan apa saja?
|
|
|
Itee
|
Mamah
juga sama.
|
orangtua sangat tidak terlibat dalam
kehidupan anak
|
|
Iter
|
Apakah Ayah membebaskan anda berteman dengan siapa saja?
|
|
|
Itee
|
Iya Bapak
membebaskan saya berteman dengan siapa aja asal bisa jaga diri.
|
orangtua sangat tidak terlibat dalam
kehidupan anak
|
|
Iter
|
Apakah Ibu membebaskan anda berteman dengan siapa saja?
|
|
|
Itee
|
Kalau Mamah
tidak terlalu membebaskan saya bergaul dengan sembarang teman.
|
orangtua sangat tidak terlibat dalam
kehidupan anak
|
|
Iter
|
Apakah Ayah sangat sibuk dengan pekerjaan/kegiatannya
sehari-hari?
|
|
|
Itee
|
Iya Bapak
sehari-hari sibuk bekerja.
|
Kerjaan orang tua lebih penting
dibanding anak
|
|
Iter
|
Apakah Ibu anda sangat sibuk dengan pekerjaan/kegiatannya
sehari-hari?
|
|
|
Itee
|
Kalau Mamah
kadang-kadang, soalnya Mamah selalu ada di rumah. Paling sibuk dengan kerjaan
di rumah aja.
|
Kerjaan orang tua lebih penting
dibanding anak
|
|
Iter
|
Apakah Ayah peduli dengan prestasi Anda?
|
|
|
Itee
|
Iya Bapak
sangat peduli dengan prestasi saya. Bapak suka menyakan nilai-nilai yang saya
dapat di sekolah.
|
Kerjaan orang tua lebih penting
dibanding anak
|
|
Iter
|
Apakah Ibu peduli dengan prestasi Anda?
|
|
|
Itee
|
Mamah
juga sama sangat peduli.
|
Kerjaan orang tua lebih penting
dibanding anak
|
|
Iter
|
Apakah
Ayah anda membiarkan anda pulang larut malam?
|
|
|
Itee
|
Kalau
saya belum pulang ke rumah jam tujuh malam saya selalu di telpon Bapak di
tanyain lagi dimana. Dan disuruh cepet pulang.
|
Kerjaan orang tua lebih penting
dibanding anak
|
|
Iter
|
Apakah
Ibu anda membiarkan anda pulang larut malam?
|
|
|
Itee
|
Mamah
juga sama seperti bapak.
|
Kerjaan orang tua lebih penting
dibanding anak
|
II. Interpretasi
1. Pola
Asuh Otoriter
Ø Dimensi
membatasi
Pada
dimensi membatasi, Ayah dan Ibu responden tidak membatasi pergaulannya dalam
hal pertemanan baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah karena
kedua orang tua responden sudah memberi kepercayaan dan tahu karakteristik
anaknya.
Ø Dimensi
menghukum
Pada
dimensi menghukum, Ayah dan Ibu responden tidak menetapkan hukuman pada setiap
kesalahan yang responden lakukan. Meskipun pernah menyimpan video asusila tapi Ayah
responden tidak menetapkan hukumannya, hanya mengambil laptopnya dan
menasehatinya. Ibunya pun hanya menasehatinya supaya tidak mengulanginya lagi.
Ø Dimensi
menuntut anak untuk mengikuti perintah orang tua
Pada
dimensi ini, responden dituntut untuk mengikuti perintah orang tuanya, tetapi
perintah yang ditetapkan juga tidak terlalu menekan, karena menurut responden
perintah Ayah dan Ibu nya itu merupakan kebaikan untuk masa depannya.
Ø Dimensi
menetapkan batas-batas tegas
Pada
dimensi ini, Ayah dan Ibu tidak menetapkan batas-batas tegas seperti dalam
halnya bergaul, responden tidak dilarang bergaul sama siapa saja selama bisa
menjaga diri dan tidak terpengaruh dengan hal-hal yang negatif. Selain itu juga
dalam hal mendapatkan nilai tinggi, orang tua nya tidak terlalu menekannya.
Ø
Dimensi member peluang pada anak untuk bicara
Pada
dimensi ini Ayah dan Ibu responden memberikan peluang responden
untuk mengklarifikasi kesalahan yang telah di perbuat oleh responden. Untuk urusan
berbicara tentang keinginan dan
pendapat responden, Ayah dan Ibu memberi peluang untuk mendengarkan responden dalam hal meyampaikan pendapat dan keinginannya.
2. Pola
Asuh Otoritatif
Ø Dimensi
mendorong anak agar mandiri
Pada
dimensi ini, Ayah dan Ibu responden mendorong anak agar mandiri dalam melakukan
hal apapun. Seperti dalam melakukan kegiatan atau perjalanan tidak pernah
diantar dan orang tua nya sudah mengizinkan responden untuk mencari uang
sendiri agar mandiri.
Ø Dimensi
musyawarah verbal
Pada
dimensi ini, Ayah dan Ibu mengajak responden untuk berdiskusi tentang suatu
permasalahan dalam bidang akademik, seperti mendiskusikan masa depan responden
dalam memilih sekolah. Selain dibidang akademik Ayah dan Ibunya juga suka
mengajak dia berdiskusi dalam membuat peraturan sekolah.
Ø Dimensi
pengendalian tindakan
Pada
dimensi ini, Ayah dan Ibu selalu memberi batasan atau control pada setiap kesalahan
yang responden lakukan, ketika responden melakukan kesalahan orang tua nya
selalu menasehatinya agar tidak mengulangi kesalahannya lagi.
Ø Dimensi
kompetisi sosial anak
Pada
dimensi ini, Ayah dan Ibu responden selalu mendiskusikan masalah sosial yang
sedang dihadapi seperti masalah dengan teman, pacar dll. Dan membebaskan
responden untuk bergaul dengan siapa aja tetapi jangan sampai terbawa ke dalam hal-hal yang negatif.
Ø Dimensi
memperlihatkan kehangatan kasih sayang
Pada
dimensi ini, Ayah dan Ibu responden sangat kompak dalam memperlihatkan kasih
sayangnya, itu terlihat dari cara orang tua nya meluangkan waktu dari
kesibukannya untuk melakukan kegiatan bersama seperti jalan-jalan bareng dsb. Keperluan
sehari-harinya pun selalu diperhatikan dan disediakan oleh kedua orang tua nya.
3. Pola
Asuh Permisif
Ø Dimensi
orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak
Pada
dimensi ini, Ayah dan Ibu membebaskan responden untuk melakukan kegiatan apapun
selagi kegiatan itu positif dan responden diharuskan untuk jujur. Dan dalam
berteman pun responden dibebaskan oleh Ayah nya untuk bergaul dengan siapa saja
asal bisa menjaga diri meskipun Ibunya sedikit memberi batasan dalam bergaul.
Ø Dimensi
kerjaan orang tua lebih penting
Pada
dimensi ini, Ayah bekerja dan memang setiap harinya responden lebih sering bersama Ibu dibanding Ayahnya,
tetapi disela-sela kesibukan orang tua nya responden masih selalu diperhatikan
seperti dalam prestasi. Orang tua nya selalu menanyakan nilai-nilai yang
didapat di sekolahnya. Dan ketika responden belum pulang ke rumah pada jam
tujuh malam, Ayahnya selalu menelepon dan menyuruh untuk cepat pulang.
III.
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil
wawancara yang telah di lakukan dapat disimpulkan pola asuh orangtua responden S.S yaitu Ayah dan Ibu cenderung lebih otoritatif, artinya
orang tua mendorong anak untuk bebas tetapi tetap memberikan batasan dan
mengendalikan tindakan-tindakan anak.
Adanya sikap orang tua yang hangat dan membesarkan hati anak, dan
komunikasi dua arah yang bebas membuat anak semakin sadar dan bertanggung
jawab.
IV.
Saran
Dari kesimpulan yang telah didapat
ada beberapa saran dari saya untuk yang sudah menjadi orang tua dan calon
orang tua jika mempunyai anak perlakukanlah anak sebaik mungkin, tapi jangan terlalu memanjakannya pula. Ada baiknya jika orang tua tidak terlalu
memberikan kebebasan kepada anak baik dalam akademik maupun sosial, karena
ditakutkan dengan realitas zaman sekarang anak akan terbawa pada hal-hal yang
negatif.
V.
Evaluasi
Wawancara dilakukan dalam waktu
sekitar 30 menit. Evaluasi pada wawancara ini baik dan responden juga
bersikap terbuka tentang kehidupannya sehingga interviewer memperoleh hasil
yang di butuhkan.
Bandung,
10 April 2014
Pemeriksa;
Ade Suherman
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
TEORI
POLA ASUH
Pola
asuh adalah kumpulan dari sikap, praktek dan ekspresi non verbal orang tua yang
bercirikan kealamian dari interaksi orang tua kepada anak sepanjang situasi
yang berkembang (Darling & Steinberg, 1993). Bentuk-bentuk pola asuh,
antara lain :
1.
Pola asuh orang tua yang otoriter adalah
orang tua yang memberikan batasan-batasan tertentu dan aturan tegas terhadap
anaknya, tetapi memiliki komunikasi verbal yang rendah. Pola asuh ini merupakan
cara yang membatasi, menghukum, menuntut anak mengikuti perintah orang tua dan
menetapkan batas-batas tegas.
2.
Pola asuh orang tua yang otoritatif
mendorong anak untuk bebas tetapi tetap memberikan batasan dan mengendalikan
tindakan-tindakan mereka. Pola asuh ini mendorong anak agar mandiri, musyawarah
verbal, pengendalian tindakan dan memperlihatkan kehangatan kasih sayang.
3.
Pola asuh orang tua yang permisif adalah
suatu gaya dimana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak dan
mengembangkan suatu perasaan bahwa aspek-aspek lain kehidupan orang tua lebih
penting daripada anak mereka. (John W. Santrock, 257)
Popular Posts
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ilmu tasawuf terdapat konsep yang disebut dengan insan kamil. Insan kamil diartikan seb...
-
Tema Interviewer : Ade Suherman Interviewee : S.S Tanggal pelaksanaan : 4 April 2014 Tempat pel...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dilahirkan didunia dengan dibekali akal, pikiran, dan perasaan. Dengan bekal it...
Mengenai Saya
Powered by Blogger.