Blogger Widgets

makalah madhab psikologi behavior

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Belajar merupakan aktifitas individu yang melakukan belajar, yaitu proses kerja faktor internal. Menurut Peaget belajar adalah proses penyesuaian atau adaptasi melalui asimilasi dan akomodasi antara stimulasi dengan unit dasar kognisi seseorang yang oleh Peaget menjadi schema. Menurut pandangan psikologi behavioristik merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika yang bersangkutan dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini yang penting dalam belajar adalah input yang berupa stimulus  dan output yang berupa respon.
Jika ditinjau dari konsep atau teori, teori behavioristik ini tentu berbeda dengan teori yang lain. Hal ini  dapat kita lihat dalam pembelajaran sehari-hari dikelas. Ada berbagai asumsi atau pandangan yang muncul tentang teori behavioristik. Teori behavioristik memandang bahwa belajar adalah mengubah tingkah laku siswa dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan tugas guru adalah mengontrol stimulus dan lingkungan belajar agar perubahan mendekati tujuan yang diinginkan, dan guru pemberi hadiah siswa yang telah mampu memperlihatkan perubahan bermakna sedangkan hukuman diberikan kepada siswa yang tidak mampu memperlihatkan perubahan makna.
2.      Rumusan Masalah
Ø  Apa pengertian Teori Behavior ?
Ø  Apa yang dimaksud dengan Pembiasan Klasikal Pavlov, Pengkodisian Operan Skinner dan Teori Belajar Sosial Bandura ?
Ø  Apa saja Keunggulan dan Kelemahan Teori Behavior ?
3.      Tujuan Penulisan
Ø  Mengetahui  pengertian Psikologi Behavior
Ø  Mengetahui Pembiasan Klasikal Pavlov, Pengkodisian Operan Skinner dan Teori Belajar Sosial Bandura
Ø  Mengetahui Keunggulan dan Kelemahan Teori Behavior
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Teori  Behavior
Teori behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.Teori Behavioristik merupakan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner. Kemudian teori ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.  Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.[1]

B.     Pembiasaan Klasikal Pavlov
1.      Biografi Pavlov
            Ivan Petrovich Pavlov dilahirkan pada tanggal 14 september 1849 di Ryazan, tempat ayahnya Peter Dmitrich Pavlov bekerja. Keluarga mengharapkannya menjadi pendeta seperti ayahnya sehingga ia disekolahkan di sekolah gereja Ryazan. Terinspirasi oleh ide-ide progresif yang dikemukakan oleh para kritikus sastra Rusia tahun 1860-an Pavlov meninggalkan karir agama dan memutuskan untuk mengabdikan hidupnya untuk ilmu pengetahuan.
            Pada tahun 1870 ia masuk dalam fakultas matematika dan fisika untuk mengambil kursus ilmu alam. Program pertama yang ia hasilkan bersama rekannya Afanasyev adalah sebuah karya tentang fisiologi saraf pancreas. Karya ini secara luas diakui dan dia dianugerahi medali emas saat itu. Pada tahun 1875 ia menerima gelar calon ilmu pengetahuan alam, tetapi ia memutuskan untuk melanjutkan studinya ke Akademis medis Operasi, dan menyelesaikan studinya pada tahun 1879 dan kembali mendapatkan medali emas. Setelah pemeriksaan kompetitif, Pavlov memenangkan beasiswa di Akademi dan mendapatkan posisinya sebagai Direktur Labiratorium Fisiologis di salah satu klinik terkenal di Rusia. Pada tahun 1883 ia menyelesaikan tesis dokternya yiatu “Persarafan sentrifugal dari jantung”.
            Pada tahun 1980 Pavlov diundang untuk mengatur dan mengarahkan Departemen Fisiologi of Eksperimental Medicone dan ia diangkat sebagai profesor Farmakologi di Akademi Medis Militer. Setelah itu, di tahun 1891-1900 Pavlov melakukan sebagian besar penelitian tentang fisiologis pencernaan. Pavlov merupakan seorang ilmuwan yang penuh dedikasi, yang terobsesi dengan penelitiannya. Dia meneliti tentang proses pencernaan anjing, ketika dia mengetahui bahwa anjing dapat dilatih untuk mengeluarkan air liurnya dalam merespon bunyi bel. Sebagai stimulus netral, bunyi bel tidak menghasilkan respon air liur, maka dari itu untuk mengubah bunyi bel tersebut menjadi stimulus yang menghasilkan respon keluarnya air liur, Pavlov memasang bel dengan daging.
            Pavlov mengemukakan empat peristiwa eksperimental dalam proses akuisisi dan penghapusan sebagai berikut:
a.       Stimulus tidak terkondisi (UCS), suatu peristiwa lingkungan yang melalui kemampuan bawaan dapat menimbulkan refleks organismik. Contoh : Makanan.
b.      Stimulus terkondisi (CS), suatu peristiwa lingkungan yang bersifat netral dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi (UCS). Contoh : Bunyi bel adalah stimulus netral yang dipasangkan dengan stimulus tidak terkondisi berupa makanan.
c.       Respon tidak terkondisi (UCR), refleks alami yang ditimbulkan secara otonom atau dengan sendirinya. Contoh : mengeluarkan air liur.
d.      Respon terkondisi (CR), refleks yang dipelajari dan muncul akibat dari penggabungan CS dan US. Contoh : keluarnya air liur akibat penggabungan bunyi bel dengan makanan.[2]

2.      Struktur, Dinamika, dan Perkembangan Kepribadian
a.      Struktur Kepribadian
1)      Tingkah laku responden (responden behavior), respon yang dihasilkan organisme untuk menjawab stimulus secara spesifik berdasarkan respon yang diberikan, seperti mengeluarkan air liur ketika melihat makanan.
2)      Tingkah laku operan (operant behavior), respon yang dimunculkan organisme tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung memaksa terjadinya respon itu. Organisme dihadapkan kepada pilihan-pilihan respon mana yang akan dipakai untuk menanggapi suatu stimulus.
Jadi, struktur kepribadian dari Pavlov ini tergantung kepada respon atau stimulus yang diberikan oleh seseorang, semakin besar stimulus atau penguatan yang diberikan, maka respon yang diterima juga akan semakin kuat.

b.      Dinamika dan Perkembangan Kepribadian
            Pavlov yakin bahwa kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan tingkah laku dalam hubungan yang terus menerus dengan lingkungannya. Cara yang efektif untuk mengubah dan mengontrol tingkah laku adalah penguatan, maksudnya dengan diberikan penguatan-penguatan yang positif, maka tingkah laku seseorang akan bisa berubah dan terkontrol dengan baik.
            Sesuai strategi kegiatan yang membuat tingkah laku tertentu berpeluang untuk terjadi pada masa yang akan datang. Manusia dan binatang dapat dilatih melakukan semua jenis tingkah laku dimana semua konsekuensi atau penguatan yang tersedia di lingkungan dapat diubah dan diatur sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
            Strategi itu pada dasarnya ada dua, yaitu :
1)      Conditioning Clasik, disebut juga dengan conditioning responden karena tingkah laku dipelajari dengan memanfaatkan hubungan stimulus respon yang bersifat refleks.
2)      Conditioning Operan, conditioning operan tidak tergantung kepada tingkah laku otomatis atau refleks sehingga jauh lebih fleksibel dibandingkan dengan conditioning clasik.
3.      Perubahan Tingkah Laku
            Tingkah laku seseorang dapat diubah melalui stimulus-stilmulus yang diberikan kepada seseorang tersebut sehingga menimbulkan respon yang sesuai dengan stimulus tersebut.
            Teori Pavlov ini bisa diterapkan dlaam kehidupan nyata, sebagai contoh untuk menambah kelekatan dnegan pasangan yang sangat suka (UCR) dengan coklat (UCS). Disetiap anda bertemu (CS) dengan kekasih anda maka berikanlah sebuah coklat untuk kekasih anda, secara otonom dia akan sangat suka dengan soklat yang anda berikan.
            Berdasarkan teori Pavlov, ketika hal itu dilakukan secara berulang-ulang, selanjutnya cukup dengan bertemu dengan anda tanpa memberikan coklat, maka secara otonom pasangan anda akan sangat suka (CR) dengan anda, hal ini dapat terjadi karena pembentukan perilaku antara UCS, CS, UCR, dan CR seperti eksperimen yang telah dilakukan oleh Pavlov.[3]

C.    Pengkondisian Operan Skinner
1.      Biografi dan Teori Skinner
            Burrhus Frederic Skinner lahir 20 Maret 1904di kota kecil Pennsylvania Susquehana. Ayahnya adalah seorang pengacara dan ibunya yang kuat dan cerdas sebagai ibu rumah tangga. Ia merefleksikan tahun-tahun awal kehidupannya sebagai suatu masa dalam lingkungan yang stabil, di mana belajar sangat dihargai dan disiplin sangat kuat. Skinner mendapat gelar BA nya dalam sastra Bahasa Inggris pada tahun 1926 dari Presbyterianfounded Humilton College setelah diwisuda, ia menekuni dunia tulis menulis sebagai profesinya selama dua tahun.
            Pada tahun 1928 ia melamar masuk program pascasarjana psikologi Universitas Harvard. Ia memperoleh MA pada tahun 1930 dan Ph,D di tahun 1931. Pada tahun 1945 dia menjadi kepala Departemen psikologi di Universitas Indiana. Di tahun 1948 dia di undang untuk datang lagi ke Universitas Harvard. Di universitas tersebut ia menghabiskan sisa karirnya. Skinner adalah seseorang yang aktif dalam berbagai kegiatan, seperti melakukan berbagai penelitian, membimbing ratusan calon doktor, dan menulis berbagai buku. Meski tidak sukses sebagai penulis buku fiksi dan puisi, ia menjadi salah satu penulis buku psikologi terbaik. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Walden II. Pada tanggal 18 Agustus 1980, Skinner meninggal dunia karena penyakit Leukimia.
            B.F. Skinner yang berkebangsaan Amerika ini dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikawal melalui proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan relatif besar. Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning klasik.
            Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant (penguatan positif dan negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapt berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
            Skinner membuat eksperimen sebagai berikut : Dalam uji kaji laboratorium Skinner memasukkan tikus yang lapar ke dalam kotak yang disebut “Skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik. Karena dorongan lapar tikus  berusaha keluar untuk mencari makanan. Selama tikus bergerak kesana kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukan si tikus, proses ini disebut shaping.
            Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu Penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk-bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku atau penghargaan. Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukan perilaku tidak senang.[4]
2.      Teori Operant Conditioning Skinner
Konsep-konsep yang dikemukakan oleh Skinner tentang belajar mampu mengungguli konsep-konsep lain yang dikemukakan oleh para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana dan dapat menunjukkan konsepnya tentang belajar secara komprehensif. Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respons yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang digambarkan oleh para tokoh sebelumnya.
Sebab, setiap alat yang dipergunakan perlu penjelasan lagi, demikian  seterusnya. Dari semua pendukung Teori behavioristik, Teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berpogram, modul, dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguatan (reinforcement), merupakan program-program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan oleh Skinner.

a.      Penguatan (Reinforcement)
Menurut Skinner, untuk memperkuat perilaku atau menegaskan perilaku diperlukan suatu penguatan (reinforcement). Ada juga jenis penguatan, yaitu penguatan positif dan penguatan negative.
Penguatan positif (positive reninforcement) didasari prinsip bahwa frekuensi dari suatu respon akan meningkat karena diikuti oleh suatu stimulus yang mengandung penghargaan.
Penguatan negatif (negative reinforcement) didasari prinsip bahwa frekuensi dari suatu respon akan meningkat karena diikuti dengan suatu stimulus yang tidak menyenangkan yang ingin dihilangkan.[5]




D.    Teori Belajar Sosial Bandura
A. Biografi Albert Bandura
Albert Bandura dilahirkan di Mundare Northern Alberta Kanada, pada 04 Desember 1925. Pada tahun 1949 beliau mendapat pendidikan di University of British Columbia, dalam jurusan psikologi. Dia memperoleh gelar Master didalam bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih gelar doctor (Ph.D). Bandura menyelesaikan program doktornya dalam bidang psikologi klinik, setelah lulus ia bekerja di Standford University. Beliau banyak terjun dalam pendekatan teori pembelajaran untuk meneliti tingkah laku manusia dan tertarik pada nilai eksperimen. Pada tahun 1964 Albert Bandura dilantik sebagai professor dan seterusnya menerima anugerah American Psychological Association untuk Distinguished scientific contribution pada tahub 1980.
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social, salah satu konsep dalam aliran behaviorime yang menekankan pada komponen kognitif dari pemikiran, pemahaman, dan evaluasi.[6]

B. Teori-teori Bandura
a. Teori Pembelajaran Sosial
Teori Pembelajaran Sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik).Teori pembelajaran social ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada kesan dan isyarat-isyarat perubahan perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Jadi dalam teori pembelajaran social kita akan menggunakan penjelasan-penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar social “manusia“ itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak dipengaruhi oleh stimulus-stimulus lingkungan.
Teori belajar social menekankan bahwa lingkungan-lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan, lingkungan-lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura, bahwa “sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain”. Inti dari pembelajaran social adalah pemodelan (modelling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan, Pertama. Pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain. Seperti pendekatan teori pembelajaran terhadap kepribadian, teori pembelajaran social berdasarkan pada penjelasan yang diutarakan oleh Bandura bahwa sebagian besar daripada tingkah laku manusia adalah diperoleh dari dalam diri, dan prinsip pembelajaran sudah cukup untuk menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang.

b. Teori Peniruan (Modeling)
Pada tahun 1941,Neil Miller dan John Dollard dalam laporan hasil eksperimennya mengatakan bahwa peniruan (imitation) merupakan hasil proses pembelajaran yang ditiru dari orang lain.Proses belajar tersebut dinamakan “social learning“ atau “pembelajaran social“.Menurut Bandura,sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari melalui peniruan maupun penyajian. Dalam hal ini orang tua dan guru memainkan peranan penting sebagai seorang model atau tokoh bagi anak-anak untuk menirukan tingkah laku membaca.
Dua puluh tahun berikutnya ,” Albert Bandura dan Richard Walters ( 1959, 1963 ) telah melakukan eksperimen pada anak-anak yang juga berkenaan dengan peniruan. Hasil eksperimen mereka mendapati, bahwa peniruan dapat berlaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model (orang yang ditiru) meskipun pengamatan itu tidak dilakukan terus menerus.
Menurut Bandura, perlakuan seseorang adalah hasil interaksi faktor dalam diri (kognitif) dan lingkungan.
·         Unsur Utama dalam Peniruan (Proses Modeling/Permodelan)
Menurut teori belajar social, perbuatan melihat saja menggunakan gambaran kognitif dari tindakan, secara rinci dasar kognitif dalam proses belajar dapat diringkas dalam 4 tahap , yaitu :
1) Perhatian (Attention)
Subjek harus memperhatikan tingkah laku model untuk dapat mempelajarinya. Subjek memberi perhatian tertuju kepada nilai, harga diri, sikap, dan lain-lain yang dimiliki.
2) Mengingat (Retention)
Subjek yang memperhatikan harus merekam peristiwa itu dalam sistem ingatannya. Ini membolehkan subjek melakukan peristiwa itu kelak bila diperlukan atau diingini. Kemampuan untuk menyimpan informasi juga merupakan bagian penting dari proses belajar.
3) Reproduksi gerak (Reproduction)
Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkahlaku, subjek juga dapatmenunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkah laku.
4) Motivasi
Motivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura karena ia adalah penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu. Jadi subyek harus termotivasi untuk meniru perilaku yang telah dimodelkan.
·         Ciri – ciri teori Pemodelan Bandura
ü  Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan
ü  Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain-lain
ü  Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru sebagai model
ü  Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan yang positif
ü  Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif
·         Eksperimen Albert Bandura
Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak-anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya. Albert Bandura seorang tokoh teori belajar social ini menyatakan bahwa proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan “permodelan “.

·         Jenis-jenis Peniruan (modeling):
1. Peniruan Langsung
Ciri khas pembelajaran ini adalah adanya modeling, yaitu suatu fase dimana seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi bagaimana suatu ketrampilan itu dilakukan. Meniru tingkah laku yang ditunjukkan oleh model melalui proses perhatian.
2. Peniruan Tak Langsung
Peniruan Tak Langsung adalah melalui imaginasi atau perhatian secara tidak langsung.
3. Peniruan Gabungan
Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabungkan tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung.
4. Peniruan Sesaat / seketika
Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu saja.
5. Peniruan Berkelanjutan
Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apapun.

Hal lain yang harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut :
1)      Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara mengorganisasikan sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik kemudian melakukannya.
2)      Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang dimilikinya.
3)      Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model tersebut disukai dan dihargai serta perilakunya mempunyai nilai yang bermanfaat.
Teori belajar social dari Bandura ini merupakan gabungan antara teori belajar behavioristik dengan penguatan dan psikologi kognitif, dengan prinsip modifikasi tingkah laku.
Motivasi banyak ditentukan oleh kesesuaian antara karakteristik pribadi pengamat dengan karakteristik modelnya. Ciri-ciri model seperti usia, status social, seks, keramahan, dan kemampuan, penting dalam menentukan tingkat imitasi.[7]

E.     Keunggulan dan Kelebihan Teori Behavior
a.      Keunggulan Teori Behavioristik
1)      Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
2)      Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar
b.      Kelemahan Teori Behavioristik
·         Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat mekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur.
·         Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.[8]








BAB III
PENUTUP
·         Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas kami dapat menyimpulkan  bahwa Teori Belajar behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon,serta memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan,pengalaman dan latihan yang akan membentuk prilaku mereka. Adapun Tokoh penting yang berpengaruh dalam teori belajar behavioristik secara teori antara lain adalah : Pavlov,Skinner, dan Bandura. Dari semua pendukung Teori behavioristik, Teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram, modul, dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement).




DAFTAR PUSTAKA
Ø  Erba Rozalina Yulianti, Psikologi Kepribadian, Bandung:2012.
Ø  Jess Feist, Teori Kepribadian,Salemba Humanika, Jakarta:2011.
Ø  Gregory J. Feist, Theories of  Personality, Salemba Humanika, Jakarta:2011.
Ø  www.wikipedia.com



[1] Jess Feist, 2011, Teori Kepribadian, Jakarta:Salemba Humanika, hlm.163.
[2] Erba Rozalina Yulianti, 2012, Psikologi Kepribadian, Bandung. Hlm. 45-50.
[3] Ibid, hlm.50-54.
[4] Ibid, hlm. 54-58.
[5] Gregory J. Feist, 2011, Theorist of Personality, Jakarta:Salemba Humanika. Hlm.168.
[6]  Opcit,. Hlm. 73-75.
[7] Ibid, hlm. 75-89.
[8] Wikipedia.com

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Powered by Blogger.

Copyright © 2012 DETEKTIF HATITemplate by :Urangkurai.Powered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.